Kondisi lingkungan memberi dampak yang sangat besar terhadap kesehatan. Potensi bahaya akibat lingkungan berpengaruh terhadap lebih dari 80% penyakit menular dan tidak menular di seluruh dunia. Fakta tersebut dipaparkan oleh Marianne van Elteren, PhD dari VU University Medical Center, Amsterdam dalam acara Joint Lecture “Climate Change and Health” yang diselenggarakan oleh Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial di Ruang Kuliah 1 Gedung Pascasarjana, FK-KMK UGM.
Dalam kuliah tersebut, Dr Elteren menjelaskan bahwa setiap tahun terjadi sekitar 4.3 juta kematian akibat polusi udara dalam ruangan dan 3.7 juta kematian akibat polusi udara di luar ruangan. Paparan polusi udara secara terus-menerus bisa menyebabkan penyakit seperti ISPA pada anak, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit jantung dan stroke. Air yang tidak bersih meningkatkan risiko penyakit menular seperti diare dan penyakit menular melalui vektor. Kondisi ini juga semakin diperparah oleh pengaruh perubahan iklim.
Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH menambahkan dengan kuliah “Climate Change Issues in Environmental Health” mengenai prediksi dampak perubahan iklim yang bisa terjadi. Diantaranya, kenaikan permukaan laut, banjir, kelangkaan pangan, dan peningkatan penyakit menular melalui vektor memiliki potensi untuk terjadi di Indonesia dan sekitarnya.
Joint lecture dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang secara aktif diikuti oleh puluhan mahasiswa Pascasarjana di lingkungan FK-KMK UGM. Kedua narasumber mengakhiri dengan ajakan untuk mengurangi efek perubahan iklim melalui perilaku hidup yang bersih dan sehat serta meningkatkan kesadaran masyarakat agar turut berkontribusi pada kebersihan lingkungan.