Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Prodi Magister Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM
Agustus – November 2019
Pengantar:
Dalam pidato RAPBN dan Nota Keuangan di Gedung DPR, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan:
- Pemerintah akan melanjutkan program prioritas di bidang kesehatan, dengan memperkuat layanan dan akses kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, diikuti ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas.
- Penguatan program promotif dan preventif juga dilakukan, melalui pemenuhan gizi dan imunisasi balita, serta edukasi publik tentang pentingnya pola hidup sehat untuk menekan angka penyakit tidak menular.
- Konvergensi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting pada 2020 juga diperluas mencakup 260 kabupaten/kota.
- Dukungan bagi kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan melahirkan juga menjadi prioritas.
- BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional dibenahi secara total.(*)
Perhatian pemerintah terhadap kesehatan ini diharapkan akan meningkatkan statis kesehatan masyarakat.
Dalam merespon perkembangan ini, Pengelola Prodi S2 IKM dan Prodi S2 KMK mencermati perlunya kerjasama antar profesi dalam kegiatan kesehatan. Tanpa ada kerjasama antar profesi dikawatirkan tujuan peningkatan kegiatan kesehatan tidak akan tercapai maksimal.
Tujuan Seri Seminar
- Membahas isu-isu kesehatan yang dinilai penting untuk menjawab pidato Presiden dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.
- Membahas aspek kerjasama antar profesi dalam pembahasan isu.
- Menggunakan pembahasan untuk memberikan masukan kebijakan dan operasional bagi pemerintah dan masyarakat.
Jadual Kegiatan (Silahkan klik untuk melihat isi)
Fasilitator:
Prof. Laksono Trisnantoro
Pidato Presiden Jokowi dan Kerjasama Multi-profesi (Pengantar) Pidato Presiden Jokowi dan Kerjasama Multi-profesi (Bagian A) Pidato Presiden Jokowi dan Kerjasama Multi-profesi (Bagian B) Pidato Presiden Jokowi dan Kerjasama Multi-profesi (Bagian C)
Video Webinar
Pembahas:
Moderator: Deskripsi: Sesi ini membahas tentang potensi analisis data besar untuk kesehatan. Data besar ditandai dengan ciri volumenya yang sangat besar, kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat, dan variasi data yang sangat beragam yang sebagian besar tidak terstruktur. Analisis data besar tidak lagi bisa dikelola dengan cara tradisional, akan tetapi dengan algoritma pembelajaran mesin (machine learning algorithm) dan melibatkan data scientist. Dengan karateristik dan kompleksitasnya, analisis data besar membutuhkan keterlibatan multi disiplin dan multi profesi. ilmu dari bidang kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, serta data science. Analisis data besar memiliki potensi besar dalam mendukung program kesehatan, misalnya surveilans penyakit menular, upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, penentuan prioritas masalah kesehatan serta strategi promosi dan prevensi yang efektif serta untuk meningkatkan efisiensi biaya pelayanan kesehatan. Pada sesi ini kan dibahas beberapa inisiatif penggunaan data besar untuk kesehatan dan keterlibatan disiplin multiprofesi dalam mengelola dan memanfaatkannya. Tujuan Sesi:- Mendiskusikan potensi analisis data besar untuk kesehatan.
- Membahas kolaborasi antar profesi dalam pemanfaatan data besar untuk kesehatan.
- Memberikan masukan kebijakan (policy and practice).
- Ramadona AL, Lazuardi L, Hii YL, Holmner A, Kusnanto H, Rocklöv J. Prediction of dengue outbreaks based on disease surveillance and meteorological data. PLoS One 2016;11. doi:10.1371/journal.pone.0152688
- Husnayain A, Fuad A, Lazuardi L. Correlation between Google Trends on dengue fever and national surveillance report in Indonesia. Glob Health Action 2019;12. doi:10.1080/16549716.2018.1552652
- Membahas ringkasan Permenkes mengenai fraud di jaminan kesehatan;
- Mengantisipasi masalah fraud kesehatan di Indonesia;
- Membahas prospek pendidikan lintas profesi di level pascasarjana tentang fraud.
- Permenkes no 16 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan Fraud serta pengenai saksi administrasi terhadap kecurangan dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
- World Bank. 2018. Preventing-Detecting-and-Deterring-Fraud-in-Social-Health-Insurance-Programs-Lessons-from-Selected-Countries.
- WHO. 2011. Prevention not cure in tackling health-care fraud. Bulletin of the WHO. Volume 89, Number 12 December 2011., 853-928.
- Trisnantoro L. 2019. Kebijakan Pembiayaan dan Fragmentasi Sistem Kesehatan. UGM Press.
- Agrawal S, Tarzy B, Hunt L, Taitsman J, dan Budetti P. 2013. Expanding Physician Education in Health Care Fraud and Program Integrity. Acad Med. 2013;88:1081–1087.
- Memberikan gambaran layanan kesehatan bagi ODS.
- Memberi masukan sistem pembiayaan bagi ODS.
- Memaparkan pengalaman UGM dalam mengimplementasikan HPU
- Mendiskusikan tantangan implementasi kerjasama interprofesi dalam kerangka HPU
- Mendorong diskusi kritis mengenai peluang dan tantangan dalam implementasi Healthy University Framework di Indonesia;
Waktu | Kegiatan | Narasumber |
10.00 - 10.05 | Pembukaan | Moderator |
10.05 -10.15 | Pembukaan oleh Dekan FK-KMK sekaligus soft launching Buku Kerangka Kerja HPU edisi Bahasa Indonesia | Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.,PhD., SpOG(K) |
10.15 – 10.45 | Health promoting university dan upaya implementasinya | Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., PhD |
10.35-11.00 | Potensi health promoting university sebagai upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat | dr. Rizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes |
11.10 – 11.35 | Diskusi | Moderator |
11.35 – 11.40 | Penutup | Moderator |
- AUN-HPN. 2017. AUN-Health University Framework. Thailand.
- Grehenson, G. 2010. 57% Pencari Kerja Lulusan Perguruan Tinggi Gagal Tes Kesehatan. Diakses melalui http://www.ugm.ac.id/new/en/news/57- pencari-kerja-lulusan-pt-gagal-tes-kesehatan.
- 1998. Health Promoting University: Concept, Experience and Framework for Action. Copenhagen.
- Mendiskusikan tantangan dalam implementasi digital health promotion di Indonesia
- Mendorong diskusi kritis mengenai best practice dan kerjasama antar profesi dalam intervensi digital health promotion di era 4.0 dan 5.0;
Waktu | Kegiatan | Narasumber |
10.00 - 10.05 | Pembukaan | Moderator |
10.05 – 10.35 | Digital health promotion: Tantangan dan peluang implementasi | Dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D. |
10.35 - 11.05 | Literasi media untuk mendukung smart digital society | Wisnu Martha Adiputra, SIP., M.Si. |
11.05 - 11.35 | Best practice pengembangan digital health promotion (INAHEALTH) | Wisaksono Adi |
11.35 – 11.55 | Diskusi | Moderator |
11.55 – 12.00 | Penutup | Moderator |
- Nielsen. The New Trend Among Indonesia’s Netizens, How And Where Digital Consumers Are Watching Content Online. New York; 2017.
- Lupton D. Health promotion in the digital era: A critical commentary. Health Promot Int. 2015;30(1):174–83.
- Quintana Y, Feightner JW, Wathen FCN. Preventive health information on the Internet. 2001;47:1759–65.
- Bernnhardt JM. Health education and the digital divide: building bridges and filling chasms. 2000;527–31.
- Memberikan deskripsi realita permasalahan terkini pada remaja
- Mendiskusikan solusi permasalahan remaja
- Pentingnya peran inter profesional dalam pencapaian perkembangan fisik, kognitif dan intelektual yang optimal pada remaja.
- Memberikan masukan kebijakan (policy and practice) untuk mengoptimalkan perkembangan fisik, kognitif dan intelektual remaja
- Bundy, D. A. P., de Silva, N., Horton, S., Patton, G. C., Schultz, L., Jamison, D. T. (2018) Investment in Child and Adolescent Health and Development: Key Message from Disease Control Priorities, 3rd Lancet 391: 687-99.
- Mendiskusikan potensi terjadinya stunting.
- Membahas kolaborasi antar profesi dalam mencegah terjadinya stunting.
- Bagaimana kebijakan (policy and practice) dalam menangani stunting.
- Claudia Rokx, Ali Subandoro, Paul Gallagher, 2018, Aiming high Indonesia’s Ambition to reduce stunting, World Bank Group
- Memberikan gambaran pelayanan kolaborasi interprofesi dalam tatalaksana ibu hamil dengan kelainan jantung.
- Mendiskusikan peran masing-masing profesi dalam tatalaksana ibu hamil dengan kelainan jantung.
- Memberikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam menyusun panduan pelayanan bagi ibu hamil dengan kelainan jantung.
Waktu | Kegiatan | Narasumber |
10.00-10.05 | Pembukaan | Moderator Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD |
10.05- 10.35 | Implementasi care pathway dan praktek kolaborasi interprofesi untuk Ibu Hamil dengan kelainan jantung | Mahasiswa S3 UGM, peneliti care pathway untuk ibu hamil dengan kelainan jantung dr. Suryani Yuliyanti, M.Kes |
10.35-11.05 | Peran profesi kebidanan dalam manajemen pelayanan ibu hamil dengan kelainan jantung | Kepala Instalasi Maternal Perinatal RSUP Dr. Sardjito dr. Irwan Taufiqur Rachman, SpOG(K) |
11.05-11.35 | Peran profesi ahli jantung dalam manajemen pelayanan ibu hamil dengan kelainan jantung | Anggota Tim penyusun PNPK ibu hamil dengan kelainan jantung Dr. dr.Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP(K) |
11.35-11.55 | Diskusi | Moderator Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD |
11.55-12.00 | Penutup | Moderator Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD |
- World Health Organization. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice. Practice 2010; 1–63.
- Reeves S, Pelone F, Harrison R, et al. Interprofessional collaboration to improve professional practice and healthcare outcomes ( Review ). Cochrane Libr 2017; 10–13.
- Regitz-Zagrosek V, Blomstrom Lundqvist C, Borghi C, et al. ESC Guidelines on the management of cardiovascular diseases during pregnancy. Eur Heart J 2011; 32: 3147–3197.
- Zwarenstein M, Goldman J, Reeves S. Interprofessional collaboration: effects of practice-based interventions on professional practice and healthcare outcomes. Cochrane Database Syst Rev Cochrane Libr 2009; Art. No. CD000072.
- Mayer F, Bick D, Taylor C. Multidisciplinary care for pregnant women with cardiac disease: A mixed methods evaluation. Int J Nurs Stud 2018; 85: 96–105.
- NHS England. Cardiac Disease in Pregnancy Regional clinical guidance and referral protocol for the management of congenital and acquired cardiac disease from preconception to the postnatal period. 2012; 1–58.
Judul
Menuju Sistem Surveilans Dan Respons Penyakit Yang Terintegrasi
Waktu
Rabu, 20 November 2019; 10.00 – 12.00 WIB
Tempat
Auditorium FK-KMK UGM
Pendahuluan
Salah satu kunci dari suatu sistem kesehatan yang berkelanjutan adalah keberadaan sistem surveilans dan respons penyakit yang andal. Kegiatan surveilans dan respons memerlukan sistem digital yang efektif dan efisien untuk mendeteksi, menganalisis, memvisualisasikan sampai dengan membantu proses pengambilan keputusan termasuk respons secara cepat dan akurat sehingga kejadian penyakit dapat dikendalikan secara baik. Hal ini semestinya berlangsung dalam setiap kondisi, wabah atau non wabah, bencana atau bebas bencana.
Namun, seiring dengan dibutuhkan sistem digital oleh semua program pengendalian penyakit, yang terjadi justru sebaliknya. Setiap sistem mengembangkan sistem surveilans tersendiri. Sehingga muncul kekhawatiran jika sistem digital justru menjadi penyebab disintegrasinya sistem surveilans dan repons. Di sisi yang lain, teknologi digital justru menawarkan kerangka interoperabilitas dan pertukaran data elektronik secara efektif dan efisien. Selain dari sisi teknologi, tantangan terhadap sistem surveilans penyakit yang terintegrasi adalah beragamnya sumber data.
Kuliah lintas profesi kali ini akan membahas beragam aspek, tantangan dan inovasi yang telah dilakukan dalam upaya mewujudkan sistem surveilans dan respons penyakit yang teritegrasi.
Tujuan Sesi:
- Menggambarkan situasi sistem surveilans dan respons penyakit di Indonesia
- Memaparkan contoh inovasi berbasis digital untuk mengintegrasikan sistem surveilans penyakit dan respons
- Membahas pentingnya peran kerja sama lintas profesi dalam mendukung terwujudnya sistem surveilans dan respons penyakit terintegrasi.
- Memberikan masukan kebijakan (policy and practice) untuk mengoptimalkan beragam upaya dalam mewujudkan sistem surveilans dan respons penyakit terintegrasi
Nara Sumber:
Hanif Pandu Suhito, SKM, M.Kom, M.Si
Kepala Seksi Informasi & Pengendalian Sarana Kesehatan
Harmi Prasetyo, SE – Yayasan KNCV Indonesia
Moderator
Contact Person: Siti (08112545352) Referensi: – RPJMN IV 2020-2024 Revisi 28 Juni 2019 – WHO AF WHE CPI 02.2019 – WHO AF WHE CPI 05.2019Nara Sumber:
Tim World Mosquito Program – multiprofesi
Pembahas:
Sejak tahun 2011, Pusat Kedokteran Tropis, FKKMK UGM bekerjasama dengan Monas University dan Yayasan Tahija dalam bidang penelitian untuk menguji coba teknologi inovatof Wolbachia dalam pengendalian dengue di Indonesia. Penelitian kolaboratif ini berada di bawah payung inisiatif World Mosquito Program (WMP). WMP di Indonesia berupaya mengumpulkan bukti ilmiah agar teknologi tersebut dapat dijadikan strategi pelengkap bagi pengendalian dengue di Indonesia. Dalam penelitian kolaboratif ini setidaknya sepuluh profesi terlibat didalamnya meliputi entomolog, kesehatan masyarakat, pelibatan masyarakat, dokter, media komunikasi, pengelolaan pengetahuan, pemetaan, akuntan dan admin, laboratorium. Kerjasama interprofesi inilah yang membawa kesuksesan WMP Indonesia dalam melaksanakan riset pengendalian dengue, sehingga baik dari sisi science maupun implementasi dari science tersebut dapat dikelola dengan baik, dan tentu saja keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai tantangan yang memperkaya pembelajaran yang didapatkan. Sesi ini membahas tentang bagaimana model kolaborasi interprofesi digunakan untuk melaksanakan suatu riset yang kompleks, mulai dari bagaimana proses bisnis riset WMP Yogyakarta, peran antar profesi sampai dengan bagaimana kerjasama interprofesi berlangsung beserta tantangan yang dihadapi. Tujuan Sesi: Sesi ini akan memberikan deskripsi tentang model kolaborasi interprofesi dalam mengelola riset kesehatan serta akan memberikan informasi kemajuan penelitian WMP Yogya yang telah dilakukan Pusat Kedokteran Tropis FKKMK selama lebih dari enam tahun. Referensi: World http://www.eliminatedengue.com/yogyakarta/tim-yogya Contact Person: Siti Rohana +6281328601706Peserta
Peserta Seri Seminar ini diharapkan para professional di bidang kesehatan dan mahasiswa sarjana dan pascasarjana berbagai fakultas, termasuk residen di pendidikan spesialis. Kegiatan dapat diikuti secara gratis melalui webinar.
Ujian untuk mendapatkan SKP
Setelah mengikuti 12 sesi Seri Seminar ini para peserta yang berminat, dapat mengambil ujian yang akan ada SKPnya. SKP akan berasal dari:
- IAKMI
- IBI
- IDI
- PDGI
- PPNI
- PERSAGI
Saat ini SKP sedang diusahakan. Ujian akan diselenggarakan dengan menggunakan CBT (Computer Base Test) pada akhir bulan November 2019.
Biaya ujian adalah Rp 250.000,-
Informasi lebih lanjut ke:
Siti Rohanah
HP 08112545352
Gd. IKM Lt.1, FKKMK UGM